Gambar dari http://rizalyan.com/curhattt/himpunan-mahasiswa-galau-skripsi-himagasi.html
“Gimana skripsinya?”
“Udah nyampe mana skripsinya?”
“Skripsinya tentang apa?”
“Siapa dosen pembimbingnya?”
“Siapa teman skripsinya” blabla bla bla
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan terasa sangat akrab
dengan mahasiswa tingkat akhir. Terkadang bisa menjadi semangat, tapi jangan
salah, pertanyaan seperti itu terkadang terdengar sangat menyebalkan loooh.
Apalagi buat yang belum dapat ide, belum dapat dosen, belum dapat teman, judul
belum di acc atau sudah dapat teman tapi berasa seperti belum dapat teman. Hmmm….
Sesuai dengan judul, tulisan ini akan sedikit bercerita
tentang teman skripsi :D
Beberapa hari yang lalu saya mendengar cerita dari teman
saya tentang teman skripsinya. Tidak
hanya untuk hari itu, entah sudah berapa kali dia bercerita tentang teman
skirpsinya. Ceritanya membuat saya tertarik untuk menuliskan tentang tema ini
ke dalam blog saya :D. Siapa dia? Rahasia yaa ;)
Sebenarnya bukan cuma dia sih yang bercerita tentang teman
skripsinya. Beberapa orang juga sudah sangat sering menceritakan tentang teman
skripsinya. Ada yang mengeluh, ada yang membanggakan, ada yang biasa-biasa aja.
Yaaah walaupun lebih banyak yang mengeluh sih hihiii
Di kampus saya, skripsi boleh dilakukan berkelompok, eitsss,
tapi bukan berarti 1 skripsi dikerjain lebih dari 1 orang yaaa~~. Mungkin lebih
tepat jika dibilang tim, misalkan mengerjakan tema yang sama tapi judul bisa
jadi berbeda, metode atau mungkin bahan aktif atau apapun yang penting membuat
judul setiap orang pasti berbeda-beda.
“Kenapa harus berkelompok? Kenapa ga sendiri aja?”
Mungkin beberapa orang akan menanyakan hal seperti itu. Ada
berbagai alasan kenapa melakukan skripsi ga sindiri, misalnya saja biar biaya
skripsinya bisa jadi lebih hemat hoho.
Kalau saya, jujur saja merasa tidak sanggup jika harus
menjalankan skripsi saya sendirian. Saya butuh teman, butuh penyemangat, butuh
seseorang yang bisa mengingatkan saya saat saya salah, butuh teman untuk
bertukar pendapat, butuh teman untuk membantu saya. Yak, intinya saya butuh
(bantuan). Toh kita juga diciptakan sebagai makhluk sosial kan? Pasti
membutuhkan bantuan dari orang lain :D
“Hmm,, pasti teman
skripsinya temen deket dari awal masuk kuliah yaaa?”
Kalo melihat senior skripsinya bersama dengan teman-teman
dekatnya, awalnya saya mengira bahwa nanti saya juga akan mengerjakn skripsi
bersama dengan sahabat terdekat saya selama kuliah. Sebagian teman di kampus
saya memang seperti itu. Kalo saya? Hahaa, teman skripsi saya bisa dikatakan
bukan teman dekat saya. “Kok bisa?” Bisa dong, ini buktinya :D.
Menurut saya, skripsi itu pilihan, dan pilihan itu sesuai selera, sayangnya selera saya dengan teman dekat saya cukup jauh berbeda. Dan saya tidak mau memaksakan diri saya untuk mengikuti selera teman saya, dan tidak juga memaksakan teman saya untuk mengikuti selera saya :D.
Menurut saya, skripsi itu pilihan, dan pilihan itu sesuai selera, sayangnya selera saya dengan teman dekat saya cukup jauh berbeda. Dan saya tidak mau memaksakan diri saya untuk mengikuti selera teman saya, dan tidak juga memaksakan teman saya untuk mengikuti selera saya :D.
“Trus, emang ga takut nanti di tengah jalan bakal berantem?
Trus musuhan, trus skripsi ga jalan?”
Teman skripsi saya adalah seorang lelaki. Sebelum memulai,
saya mendapat wejangan dari salah seorang senior saya (lelaki). Senior saya
bilang “Usahakan skripsi itu jangan cuma berdua, apalagi cewek sama cowok. Bisa
gawaaat” begitu katanya. Karena
kebetulan saya dan teman skripsi saya hanya berdua, ya saya jadi tertarik untuk
bertanya “kenapa?”. Senior saya tadi mengatakan (berdasarkan pengalaman
pribadi), cowok akan menjadi korban dari sifat cewek yang cerewet, maunya
cepat-cepat kelar, suka ngatur-ngatur, sering marah-marah, gampang ngambek dan
blablabla. Woooo, sedikit ga terima sebenernya, tapi merasa ada benarnya juga
sih hehee.
Setelah mendapatkan wejangan ini, kebetulan saya langsung
bertemu dengan teman skripsi saya. Yasudah,langsung saja saya ceritakan ulang
apa yang sudah saya dengar dari senior saya. Saya wanti-wanti dia untuk
siap-siap jikaterjadi hal-hal seperti itu hahahaaa. Dan komen dari teman
skripsi saya (kalo ga salah) bagini, “kamu gituu? sudaaaah biasaaa”. *rwrrrrrr :|
Beda pendapat adalah hal paling akan sering terjadi saat
kita bekerja dalam tim. Beda orang beda pemikiran, beda pandangan, beda solusi,
beda permasalahan. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita untuk dapat
memahami perbedaan itu, positive thingking :D
Saya berusaha untuk memahami sifat dari teman saya,
bagaimana dia, kebiasaanya. Sejauh ini memang belum ada masalah (semoga tidak
ada). Dan semoga dia juga tidak merasa memiliki masalah dengan saya. Heheee.
Sedikit berbeda memang dengan teman saya yang lain, memiliki teman skripsi tapi merasa bekerja sendiri atau bisa jadi selalu bersama tapi ada yang mendominasi atau besikap masa bodoh dengan teman skripsi.
Sudah mencoba memahami, tapi masih saja menjengkelkan? Sabarrr.
Sudah sabar masih begitu juga??? Mungkin sabarnya harus ditingkatkan lagi.
Masih begitu jugaaa? Yasudah, itu artinya temannya udah ga bisa diajak sabar :P
Saya berharap hal ini tidak pernah terjadi pada saya ataupun teman-taman yang lainnya.
Sedikit berbeda memang dengan teman saya yang lain, memiliki teman skripsi tapi merasa bekerja sendiri atau bisa jadi selalu bersama tapi ada yang mendominasi atau besikap masa bodoh dengan teman skripsi.
Sudah mencoba memahami, tapi masih saja menjengkelkan? Sabarrr.
Sudah sabar masih begitu juga??? Mungkin sabarnya harus ditingkatkan lagi.
Masih begitu jugaaa? Yasudah, itu artinya temannya udah ga bisa diajak sabar :P
Saya berharap hal ini tidak pernah terjadi pada saya ataupun teman-taman yang lainnya.
Sebenarnya saya dan teman skripsi saya juga tidak sering
bertemu (dibandingkan dengan teman-teman lain yang intensif bertemu), tapi kami
tetap akur, walau kadang-kadang suka rada sebel sih #ehh
Menurut saya sih memang tidak harus sering bertemu, sadar kalo setiap kita punya kesibukan yang berbeda. Yang penting komunikasi tetap terjaga, sms di bales, ada telpon di angkat, gampang kan??. Saat komunikasi tetap terjaga, saat itu pula kita akan tetap merasa ada sekalipun bertemu itu jarang. Kalo begini, Insyaallah tidak akan berantem dengan teman skripsinya :D. Jangan lupa, mencoba memahami :)
Menurut saya sih memang tidak harus sering bertemu, sadar kalo setiap kita punya kesibukan yang berbeda. Yang penting komunikasi tetap terjaga, sms di bales, ada telpon di angkat, gampang kan??. Saat komunikasi tetap terjaga, saat itu pula kita akan tetap merasa ada sekalipun bertemu itu jarang. Kalo begini, Insyaallah tidak akan berantem dengan teman skripsinya :D. Jangan lupa, mencoba memahami :)
Satu lagi, sesama teman skripsi ga ada salahnya saling
memberikan semangat, dan saling mendoakan. Mungkin ini sedikit berlebihan, tapi
saya suka tiap kali mendapat pesan dari teman skripsi saya yang isinya “cemumun
eaaa” atau “semoga dilancarkan skripsinyaa~~~”
walaupun ini terlihat jelas unsur bercandanya hehehe
Baiklaah, sepertinya sudah panjang lebar saya cerita yaaa,
sudah bosan juga mungkin yang membacanya hehe.
Terakhir, untuk saya, teman skripsi saya, sahabat-sahabat
saya, dan semua orang yang sedang memikirkan skripsinya, cemumun eaaaa, semoga
dilancarkan skripsiiinyaa~~~ amiinnnn~~~
Cukup sekian dan terimakasih sudah membaca sampai selesai :D
Ehem...liat update-an posting mu,nggak tahan pengen komen >.<
BalasHapusYah..saya tau siapa temen skripsi mu, satu pesan saya kamu harus punya KESABARAN yang EKSTRA untuk menghadapinya, semoga skripsinya nggak stuck dan lancar jaya ya mak~~~ ahahaha
haha, iyaa anggun . pasti dong . insyaallah kita kompak . diaa mah, udahh biasaaa wkwkwk
BalasHapus