I.
ISOLASI
a.
Tujuan Isolasi
Mengapa
berusaha melakukan isolasi?
1.
Isolasi senyawa yang
tidak diketahui sama sekali dengan aktivitas tertentu
2.
Memurnikan senywa
untuk karakterisasi penuh atau parsial
3.
Menyediakan material
yang cukup untuk menerima/membantah proposal struktur
b.
Arah Isolasi
Sebelum melakukan suatu isolasi senyawa,
maka yang dilakukan adalah ekstraksi terlebih dalu.
Prinsip: berdasarkan polaritas
c.
Ekstraksi
Definisi: mengambil atau menarik suatu
senyawa yang terdapat dalam suatu bahan dengan pelarut yang sesuai.
Proses yang terjadi dalam ekstraksi adalah
terlarutnya senywa yang dapat larut dari sel melalui difusi, tergantung dari
letak senyawa dalam sel dan juga permeabilitas dinding sel dari bahan yang akan
di ekstraksi.
Prinsip: Like Disolve Like
Metode Ekstraksi
Berdasarkan terbentuknya gardien
konsentrasi, motode ekstraksi terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Gradien
konsentrasi solvent-sampel yang tetap, terdiri dari
a) Maserasi
diam
b) Maserasi
dengan pengadukan
c) Digesti
d) Ekstraksi
dengan bantuan gelombang ultrasonik
2. Gradien
konsentrasi solvent-sampel yang dinamis
a) Perkolasi
b) Countercurrent
extraction
c) Perkolasi
dalam vakum
d) Perkolasi
dengan tekanan
e) Soxhlet
Maserasi
Secara
harfiah berarti merendam. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana.
Tidak ada batas pelarut dalam metode ini.
Catatan
jika menggunakan metode ini, simplisia dibasahkan terlebih dahulu, jika tidak
di khawatirkan akan ada simplisia yang tidak teraliri pelarut.
Proses
maserasi sendiri dilakukan secara berulang dengan memisahkan cairan perendam
dengan cara penyaringan, dekantir atau di peras, selanjutnya ditambahkan lagi
penyari segar kedalam ampas hingga warna rendaman sama dengan warna pelarut.
Perkolasi
Perkolasi adalah suatu cara penarikan dengan memakai alat yang yang
disebut perkolator, dimana simplisia terendam dalam cairan penyari sehingga
zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar
sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan(1).
Soxhlet
Merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan untuk destilasi
pelurut sehingga terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk simplisia. Metode ini
efisiensi dalam pemanfaatan pelarut tetapi berisiko pembentukan artefak akibat
penggunaaan panas.
Prinsip: pemanasan-penguapan-pendinginan-perendaman
Destilasi
Merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan perbedaan
titik didih dari senyawa. Biasa digunakan untuk mengisolasi minyak atsiri.
Destilasi dibagi menjadi 3 yaitu destilasi air, destilasi uap dan destilasi
uap-air.
d.
Kromatigrafi Lapis Tipis (KLT)
Prinsip:Interaksi yang terjadi anatara analit dan fase gerak --> Like Disolve Like
Kromatografi adalah suatu nama yang
diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara
kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap (stationary) dan fasa gerak (mobile),
pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut(3).
Cara-cara kromatografi dapat
digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap, yang dapat berupa zat
padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut
dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi
partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada
empat macam sistem kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari
kromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion, kromatografi padat,
kromatografi partisi dan kromatografi gas-cair serta kromatografi kolom kapiler
(3).
KLT Preparatif
Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya
partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak
mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen
kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga
hal inilah yang menyebabkan pemisahan (4).
Tujuan: mengisolasi
KLT 2 Dimensi
KLT 2 arah atau 2 dimensi bertujuan
untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen solute mempunyai
karakteristik kimia yang hampir sama, karenanya nilai Rf juga hampir sama
sebagaimana dalam asam-asam amino. Selain itu, 2 sistem fase gerak yang sangat
berbeda dapat digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untuk melakukan
pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda (5).
Sampel ditotolkan pada lempeng lalu
dikembangkan dengan satu sistem fase gerak sehingga campuran terpisah menurut
jalur yang sejajar dengan salah satu sisi. Lempeng diangkat, dikeringkan dan
diputar 90° dan diletakkan dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak
kedua sehingga bercak yang terpisah pada pengembangan pertama terletak dibagian
bawah sepanjang lempeng, lalu dikromatografi lagi (5).
Tujuan: uji kemurniaan
Deteksi dengan KLT dapat dilakukan dengan cara:
1.
Sinar tampak
2.
Sinar UV
3.
Pereaksi warna
II.
FLAVONOID
Senyawa flavonoid adalah senyawa yang
mengandung C5 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan
carbon. Cincin A mamiliki karakteristik bentuk hidroksilasi floroglusinol atau
resorsinol, dan cincin B biasanya 4-, 3,4- atau 3,5,4-terhidroksilasi (2).
Struktur
dasar flavonoid:
Beberapa
contoh flavonoid:
Flavonoid (terutama glikosida) mudah mengalami degradasi
enzimatik ketika dikoleksi dalam bentuk segar. Oleh karena itu disarankan
koleksi yang dikeringkan atau dibekukan.
Ekstraksi menggunakan solven yang sesuai dengan tipe
flavonoid yg dikehendaki. Polaritas menjadi pertimbangan utama. Flavonoid
kurang polar (seperti isoflavones, flavanones, flavones termetilasi, dan
flavonol) terekstraksi dengan chloroform, dichloromethane, diethyl ether, atau
ethyl acetate, sedangkan flavonoid glycosides dan aglikon yang lebih polar
terekstraksi dengan alcohols atau campuran alcohol air. Glikosida meningkatkan
kelarutan ke air dan alkohol-air.
Flavonoid dapat dideteksi dengan berbagai pereaksi, antara lain:
a.
Sitroborat
b.
AlCl3
c.
NH3
III.
CONTOH CARA KERJA: Isolasi Flavonoid
dari Kulit Buah Mahkota Dewa (Phaleria
Macrocarpa)
a.
Tujuan
1) Dapat
mengekstraksi kulit buah mahkota dewa dengan metode perkolasi
2) Dapat
mengisolasi flavonoid dari Kulit Buah Mahkota Dewa dengan metode KLT preparatif
3) Dapat
melakukan pemurnian hasil isolasi flavonoid dengan KLT 2 dimensi
b.
Metode
1)
Alat
a) Seperangkat
alat perkolasi
b) Seperangkat
alat KLT
c) Seperangkat
alat spektrofotometri UV
d) Rotary evaporator
e) Tabung
reaksi
f) Corong
pisah
g) Gelas
ukur
h) Gelas
Beaker
i)
Pipet
j)
Spatula
k) Pengaduk
kaca
l)
Penggaris
2)
Bahan
a) Serbuk
kulit buah mahkota dewa
b) Kapas
c) Aquades
d) Asam
asetat pa
e) Metanol
pa
f) Butanol
pa
g) Plat
silika 60F
h) Silika
60F
i)
Kertas saring
3)
Cara kerja
a)
Ekstraksi
serbuk buah Mahkota dewa
Ditimbang 10
gram serbuk mahkota dewa, dimasukkan kedalam alat perkolator, diekstraksi
dengan larutan n-heksan.
|
Residu
diekstraksi dengan menggunakan metanol dengan perkolator sampai jernih
(dicatat volume metanol dan sari metanol)
|
Sari metanol
dipekatkan dengan menggunakan rotary
evaporator, ekstrak pekat yang diperoleh ditimbang dan disimpan dalam
wadah tertutup.
|
Dilakukan
penjenuhan bejana oleh uap pengembang, pengembang yang digunakan : n-heksan,
metanol, BAW 4:1:5, dan BAW 9:2:6
|
Ekstrak
metanol ditotolkan pada plat KLT 2x10 cm, dilakukan pengembangan plat KLT
setelah bejana jenuh.
|
Dideteksi bercak
pada sinar tampak dan lampu UV 254 nm dan 366 nm.
|
Dicatat warna
bercak dan Rf dari
setiap pengembang yang digunakan, ditentukan eluen yang paling baik dan
digunakan untuk pemisahan dengan KLT preparatif.
|
b)
Pemurnian
Flavonoid menggunakan KLT preparatif
Pemisahan
flavonoid menggunakan KLT preparatif dilakukan pada plat KLT 5x10 cm,
pengembang yang digunakan adalah pengembang terbaik pada deteksi awal.
|
Dideteksi
dengan menggunakan lampu UV 366 nm, bercak dengan pita ditandai dengan
pensil.
|
Bercak yang ditandai dikerok dan
dilarutkan dalam metanol.
|
Dilakukan identifikasi menggunakan
spektrofotometer UV dengan λ 256 nm.
|
c)
Pembuktian
kemurnian flavonoid
Dilakukan
dengan teknik KLT 2 dimensi, pengembangan dilakukan pada plat KLT 6x6 cm.
|
Ekstrak metanol ditotolkan 1 cm dari
tepi bawah kanan
|
Pengembang
pertama yang digunakan adalah pengembang terbaik dari identifikasi awal,
pengembang kedua menggunakan pelarut asam asetat 15%.
|
Plat dielusi pada posisi 90° dari
kondisi mula-mula
|
Cara menggunakan alat perkolator
Alat perkolator sebelumnya harus dibersihkan dulu utntuk menghilangkan pengotor. selanjutnya masukkan kapas kedalam alat perkalator, dipadatkan. Tinggi kira-kira sama dengan diameter perkolator tsb. masukkan kertas saring diatas kapas sesuai dengan ukuran perkolator (bulat), setelah itu tambhakan simplisia yang akan diekstraksi (yang sebelummya telah dibasahkan dengan pelarut yang digunakan), padatkan kemudia kembali masukkan kertas saring diatasnya. setelah itu, tambahkan pelarut hingga semua simplisia terendam. Setelah itu pelarut dialirkan, saat pelarut telah sampai dibatas paling atas simplisia, segera tambahkan pelarut lagi. Jangan sampai permukaan atas menjadi kering!
Cara pembuatan
pengembang BAW
BAW --> Buthanol, Acetic acid, Water
Ukur
masing-masing jumlah volume sesuai dengan yang dibutuhkan. Campurkan kedalam
corong pisah, kemudian gas di keluarkan. Diamkan minimal 1 x 24 jam (terjadi
pemisahan 2 fase). Bagian yang digunakan adalah yang atas.
Pemilihan
eluen terbaik berdasarkan jumlah spot yang dihasilkan, semakin banyak spot,
maka semakin baik eluen tersebut.
Cara pembuatan plat KLT
preparatif
Timbang
30 gram silika kemudian dilarutkan dalam 60mL aquades. Dibuat plat KLT dengan
ketebalan 0,25 mm. Lakukan pekerjaan ini dengan cepat.
Deteksi dengan Spektrofotometer UV
Speoktrofotometer merupakan alat untuk mengukur transmitan atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Unsur-unsur penting dalm spektorfotometer
1. Sumber lampu: lampu duetrium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visible (pada panjang gelombang 350-900 nm)
2. Monokromator: diginakan untuk memperoleh sumber sianr yang monokromatis
3. Kuvet: tempat sampel
4. Detektor: pemberi respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang yang selanjutnya dibaca pada sistem komputer
5. Amplifier
6. Sistem pembacaan
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis adalah panjang gelombang maksimum.
Deteksi dengan Spektrofotometer UV
Speoktrofotometer merupakan alat untuk mengukur transmitan atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Unsur-unsur penting dalm spektorfotometer
1. Sumber lampu: lampu duetrium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visible (pada panjang gelombang 350-900 nm)
2. Monokromator: diginakan untuk memperoleh sumber sianr yang monokromatis
3. Kuvet: tempat sampel
4. Detektor: pemberi respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang yang selanjutnya dibaca pada sistem komputer
5. Amplifier
6. Sistem pembacaan
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis adalah panjang gelombang maksimum.
Jangan lupa untuk
selalu memperhatikan safety lab & tata tertib!!!
Pustaka
1.
Anonim. 2003. Ilmu Galenika. Dinas Kesehatan. Jakarta.
64-65
2.
Sastrohamidjojo,
Hardjono., 2001, Kromatografi,
Liberty, Yogyakarta.
3.
Hostettmann,
K., dkk., 1995, Cara Kromatografi
Preparatif, Penerbit ITB, Bandung.
4.
Rahman, Abdul.,
dkk., 2008, Kimia Farnmasi Analisis,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
5.
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam.
UGM Press. Yogyakarta. 140
nice >< b^^d
BalasHapusTq ulin :)
Hapusbagus mba..
BalasHapustq :)
Hapuskalo rf flavonoid di KLT berapa mba ? jadi pengembangny atuh BAA aja atau n-heksan-methanol-BAA ? mohon dijawab mba makasih..
BalasHapus